Akan tetapi, apakah benar mereka seperti yang kita anggap?
menurut guru SLB Ibe neneng saat ini masayarakat sudah lebih terbuka dengan anak-anak berkebutuhan khusus. walaupun mereka jarang dilibatkan dalam kegiatan bermasyarakat namun penerimaan terhadap mereka sudah mulai membaik.
"anak-anak SLB tidak menggigit" begitu kata seorang guru SLB yang mengajar untuk kelas C, yaitu kelas untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental.
Miris menurut saya. walaupun dia mengakui bahwa penerimaan terhadap anak berkebutuhan khusus sudah membaik, dari kalimat "anak SLB tidak menggigit" ia masih berusaha untuk memberitahu masyarakat bahwa anak berkebutuhan khusus adalah bagian dari kita dan menyiratkan bahwa masih ada masyarakat yang tidak menerima anak berkebutuhan khusus bahkan menganggap mereka berbahaya.
menurut guru lain yang mengajar di bagian tuna rungu, ketersediaan guru untuk SLB masih sangat minim. Guru-guru di SLB ini harus mengajar sebagai guru kelas yang artinya mereka harus mengajar di segala mata pelajaran. dan yang lebih menyedihkan adalah hanya adsa satu guru bahasa inggris untuk semua kelas SMP dan SMA.
tidak ada yang meragukan kemampuan dan dedikasi para guru terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. akan tetapi, masih ada guru SLB yang belum terbiasa mengoperasikan komputer. sungguh miris, tidak ada tanggapan dari pemerintah mengenai fonomena ini. mereka hanya bertahan dengan kemampuan apa adanya. padahal, mungkin saja ada bibit-bibit luar biasa dari anak-anak tersebut yang mungkin bisa menjadikan kita adanmerka lebih baik.